Memang, zaman keemasan Srimulat sudah lewat. Karena sekarang, pakde-pakde dan bude-bude di Srimulat lebih suka berguru ke Eyang Subur daripada bergurau di panggung. Tapi, yang namanya legenda biasanya meninggalkan legacy, apa ya bahasa indonesia yang benernya dari legacy (berpikir keras). Ah, iya, warisan.
Pokoknya gitu. Pasti meninggalkan sisa-sisa yang nggak lekang waktu (canggih). Salah satunya adalah lawakan-lawakan khas srimulat yang seharusnya cuma ada di generasi bapak-bapak. Kalau kamu sampe liat temen kamu ngegunain lawakan macam gini, besar kemungkinannya temen kamu nggak hidup di abad 21, alias dia adalah bapak-bapak. Mari disimak.
1. Salah masukin sedotan ke mata
Ini adalah salah satu lawakan Srimulat yang paling terkenal. Sok-sokan salah masukin sedotan ke mata, atau ke hidung, atau ke kuping, atau ke mata orang. Intinya bukan ke tempat seharusnya, yaitu ke mulut. Awal-awal keluar lawakannya, lucu sih pasti. Tapi ingat kata orang bijak, the lowest form of joke is the repetitive one. Makin diulang jadinya makin nggak lucu, kecuali kamu baru pertama kali liat. Yang pasti, kalo ada temen kamu (apalagi masih muda) tapi menggunakan lawakan ini, kemungkinan besar dia adalah bapak-bapak.
2. Plesetin kata ke kata lain yang mirip
Bingung ya ngejelasinnya gimana. Gini-gini, contohnya ya...
A: Lo bawa payung gak?
B: Payung itu bukannya yang buat mandi ya?
Nah kalau kamu sampe pernah mengalami situasi kayak gini, ada baiknya cari teman baru, yang lebih mudaan dikit.
3. Seenaknya bikin kepanjangan dari suatu kata
Ini juga salah satu sindrom lawakan Srimulat. Misalnya nih, kamu ketemu sama bapaknya temen, terus dia ngeliat kamu bawa mobil sendiri, dan dia berkata, “Ohhh.. kamu sekarang udah mandiri ya, udah bisa mandi sendiri.”
Karena yang ngomong adalah bapaknya temen, kamu HARUS maklum. Namanya juga bapak-bapak, dan bapaknya temen sendiri. Tapi kalau yang ngomong adalah temen main kamu, JANGAN DIMAKLUMIN! Segera selamatkan dari kegaringan dan penuaan dini. Sebaiknya langsung diajak nyari referensi lawakan yang lebih segar, dan lebih muda. Tentu.
4. Bawa suatu properti yang niat cuma buat ngagetin
Iya, kadang-kadang emang suka terlalu banyak usaha untuk bisa bikin orang ketawa. Contohnya adalah bawa bola mata palsu, terus pura-pura copot pas lagi makan bakso. KAN ITU NAMANYA NIAT BANGET! Kok zaman modern nan macet seperti sekarang ini masih ada aja orang selain bapak-bapak yang bisa keluar rumah menghabiskan waktu cuma buat beli bola mata palsu? Bapak-bapak aja udah males kali.
5. Suka mengartikan sendiri suatu kata
Langsung kami beri contoh: “Kalau punya pacar jangan dianggurin, nanti mabok.” Ini kan namanya semena-mena mengartikan kata dianggurin jadi diminumin anggur. Sulit memang kalau sampe punya temen yang selera lawakannya begini. Langsung dikenalin aja ke bapak kamu, siapa tau nyambung.
6. Terlalu sering melebih-lebihkan sesuatu
Atau lebih sering disebut sebagai LEBAY. Iya, salah satu gejala temen kamu masih terjebak dalam masa-masa Srimulat adalah sering lebay. Misalnya, temen kamu lagi pake jas, terus dia tiba-tiba bilang, “Muka gue boleh tradisional, tapi kalo udah pake jas, gue langsung go international.” Wah kalau ada temen kamu yang kelakuannya kayak gini, hati-hati bikin Pakde Asmuni kecewa. Cuma Srimulat dan om-om seangkatan mereka yang boleh ngelawak macem gini.
Sekarang udah tau kan tipe-tipe lawakan om-om yang masih sering tiba-tiba nyelip? Kalau sampe ada temen kamu yang melakukan salah satu, beberapa, atau malah semua lawakan yang dicontohin di atas, ada baiknya kamu bayarin dia nonton stand-up comedy, biar tau tipe lawakan yang sesuai zaman. Selain itu, biar kesehatan mental kamu pun terjaga. Sebab nggak enak kan rasanya nggak tau mesti gimana bereaksi kalau temen lagi ngelawak. Nggak ketawa, takut dikira nggak ngehargain. Mau ketawa, menyakiti kerongkongan dan selera humor sendiri.
Ada yang pernah ngerasain kayak gitu gak? Coba-coba kita share di kolom comments.