JAKARTA - Informasi yang santer diberitakan baru-baru ini ialah
BlackBerry akan meletakkan fitur BlackBerry Messenger (BBM) yang bisa dicicipi di platform Android dan iOS. Kabarnya, fitur BBM bisa dijajal di sistem operasi "robot hijau" pada musim panas tahun ini.
Teguh Prasetya, pengamat
gadget sekaligus pendiri Indonesian Cloud Forum melalui percakapan via telefon kepada
Okezone, Jumat (24/5/2013) mengatakan, dengan munculnya fitur BBM di Android maupun iOS ini maka Blackberry sudah tidak ekslusif lagi. "BB jadi enggak ekslusif. Ada kemungkinan penurunan volume penjualan," ungkap Teguh.
Dikatakannya bahwa perangkat BB mengunggulkan fitur BBM-nya, sehingga BB digandrungi oleh seluruh penggunanya, terutama pengguna di Indonesia. Beberapa fitur lain seperti kamera, memori serta desain menurutnya juga dimiliki oleh perangkat lain. Sehingga, ekslusivitas BB akan menurun apabila fitur BBM "mampir" di platform pesaingnya.
Akan tetapi, seperti apa bisnis model yang akan diusung BB belum diketahui pasti. Kemungkinan ini bisa menjadi strategi "rahasia" yang pengguna belum mengetahui.
Seperti diketahui, Head of BlackBerry Software Portofolio Viviek Bhardwaj beberapa hari lalu mengungkapkan bahwa BBM akan tersedia di platform Android dan iOS. Bhardwaj memaparkan, BBM untuk piranti Apple akan lebih dahulu disediakan untuk iPhone dan iPod Touch, bukan iPad.
Dengan meluncurnya fitur BBM di perangkat OS mobile populer tersebut, menurut Teguh,
BlackBerrytelah kehilangan identitasnya sebagai "raja" smartphone yang pernah booming, khususnya di Tanah Air. "BBM tidak beda dengan aplikasi chat yang lain. BB kehilangan identitas dan kehilangan arah," tuturnya.
Buah SimalakamaLebih lanjut ia menjelaskan, prosentase revenue BB sebesar 85 persen berasal dari device, service 10 persen, serta konten 5 persen. Apabila menurunnya penjualan BB, maka ini akan berdampak pada "mimpi buruk" yang bisa dialami perusahaan asal Kanada tersebut.
"Masa depan BlackBerry bakal suram. Ini akan menjadi buah simalakama. BBM akan berhadap dengan (aplikasi) messaging yang lain," terangnya.
Tampaknya ini justru akan menguntungkan bagi platform Android, di mana pengguna bisa mendapatkan fitur BBM dengan banderol harga lebih terjangkau, mengingat smartphone Android sudah bisa didapat di kisaran harga terendah di bawah Rp1 jutaan hingga harga di atasnya. "Yang akan tumbuh subur Android. Android varian banyak dan pertumbuhan (growth) tiap tahun 100 persen," tambahnya.
Ia mengatakan, Android tetap superior, yang berarti sistem operasi mobile tersebut memiliki keunggulan lebih ketimbang kompetitor. Keunggulan tersebut seperti banyak aplikasinya yang gratis, komunitas developer aplikasi yang kuat, serta ragam device.
Menurutnya ke depan, pengguna di Indonesia biasanya mengikuti mode atau tren. Sehingga, sebagian dari mereka memilih smartphone berdasarkan seberapa banyak perangkat tersebut dipakai orang. Perusahaan juga seharusnya mempelajari karakteristik pengguna di Indonesia, seperti misalnya keterjangkauan harga, sehingga produk itu bisa laku dipasaran. "Masyarakat melihat value for money, murah menurut mereka (mungkin) 100 dollar AS ke atas, kalau dikita mungkin beda," pungkasnya.
(fmh)