Cita-cita
Seorang guru bermaksud melatih anak-anak didiknya di sekolah dasar untuk memupuk rasa percaya diri mereka. Guru tersebut meminta mereka untuk memperkenalkan diri sekaligus mengungkapkan cita-cita mereka.
Sinchan berdiri dan berkata, "Nama saya Sinchan Suprajapan. Kalau besar nanti saya ingin menjadi pilot, jadi saya bisa pergi ke Amerika, Eropa, Australia dan sebagainya"
"Bagus sekali Sinchan. Terimakasih. Siapa lagi?", tanya Bu Guru.
Seorang anak perempuan yang duduk di tengah berdiri dan berkata, "Nama saya Ranti Rekakloning. Kalau besar nanti, Ranti ingin jadi ibu rumah tangga dan punya anak yang manis"
"Bagus. Jadi ibu rumah tangga merupakan cita-cita yang mulia. Siapa lagi?".
Si Otong berdiri dan berkata, "Saya Otong Surowulan, nanti kalau sudah besar saya akan membantu Ranti mencapai cita-citanya.....".
Satu Jam Lagi
Seorang perjaka tampan sedang bertamu di rumah seorang wanita yang sejak dahulu tergila-gila padanya.
"Perlu saya jelaskan pada Anda, satu jam lagi suami saya pulang."
"Tapi saya kan tidak melakukan sesuatu yang salah," ujar si perjaka terheran-heran.
"Ya, saya tahu itu," sahut si wanita, "tapi saya rasa Anda juga perlu tahu waktu yang masih tersedia, seandainya Anda ingin melakukan sesuatu yang salah itu."
Istri Atau Pacar
Tiga orang, yaitu pengacara, dokter, dan seorang manajer berdiskusi mengenai mana yang paling baik, punya pacar atau punya istri.
Pengacara berkata: "Lebih baik punya pacar saja. Ketika anda punya istri, maka jika ingin bercerai akan memerlukan penyelesaian secara hukum yang memerlukan waktu lama dan berbelit-belit."
Dokter berkata, "Lebih baik memiliki istri, karena rasa aman menurunkan stress dan bagus untuk kesehatan Anda."
Manajer berkata, "Kalian berdua salah. Lebih baik memiliki keduanya sehingga ketika istri berpikir bahwa Anda sedang bersama pacar, dan pacar Anda berpikir bahwa Anda sedang bersama istri - Anda bisa pergi ke kantor dan menyelesaikan beberapa pekerjaan."
Hubungan Variatif
Sepasang suami istri datang ke tempat conseling perkawinan,mereka mempunyai masalah kehambaran dalam rumah tangga walaupun usia perkawinan mereka baru berjalan 2 tahun saja. Oleh psycholog mereka di wawancarai dan akhirnya ketemu permasalahannya yaitu cara mereka melakukan permainan cinta terlalu monoton, tidak variatif, membosankan dan hanya ritual semata. Sang istri kemudian di nasehati untuk lebih responsif dengan mengeluarkan suara "keluhan" di saat permainan mereka hampir mencapai titik puncaknya.
Kemudian malamnya resep ini dicoba oleh pasangan ini. Dengan bersemangat mereka melakukan permainan dan ketika terasa hampir mencapai puncaknya sang suami memberi aba-aba, "Ayo mah...cepat mengeluh !!!"
"Aduuuh... papiiiii....tadi di pasar pusiiiiiing deh... segala macam barang naik...dari minyak, telur, bawang..... Mabok deh kalo gini terus.....mana pasarnya becek, ga ada ojek.....!!!"